HUKUM KEKEKALAN MASSA
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, kami dapat menentukan massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi.
II. Perincian Kerja
Zat ditimbang sebelum reaksi
Zat ditimbang sesudah reaksi
III. Alat dan Bahan
a) Alat yang digunakan
~ Tiga erlenmeyer 50 ml dengan tutupnya
~ Satu buah pipet ukur 10 ml
~ Dua buah pipet ukur 5 ml
~ Satu buah bulb
~ Satu buah pengaduk
~ Aluminium Foil
b) Bahan yang digunakan
~ 10 ml Na2CO3
~ 3 ml CaCl2
~ 3 ml Na2SO4
IV. Dasar Teori
Menurut Hukum Kekekalan Massa dan Lavoiser: Massa tak dapat diciptakan maupun dimusnahkan dalam perubahan materi apa saja.
A + B C + D
Massa pereaksi = massa hasil reaksi
Untuk mengetahui perubahan massa,dapat dilakukan dengan menimbang massa pereaksi dan massa hasil reaksi.
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan) ). Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.
Contoh hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari 36 g air, maka bila reaksi berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran produk hidrogen dan oksigen sebesar 36 g. Bila reaksi masih menyisakan air, maka massa campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi tetap sebesar 36 g.
Sejarah Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789. Oleh karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya, Mikhail Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya dalam eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting dalam merubah alkemi menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa senyawa tidak pernah hilang ketika diukur, mereka mulai melakukan studi kuantitatif transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide bahwa semua proses dan transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap.
Kekekalan massa vs. penyimpangan
Ketika energi seperti panas atau cahaya diijinkan masuk ke dalam atau keluar dari sistem, asumsi hukum kekekalan massa tetap dapat digunakan. Hal ini disebabkan massa yang berubah karena adanya perubahan energi sangatlah sedikit. Sebagai contoh adalah perubahan yang terjadi pada peristiwa meledaknya TNT. Satu gram TNT akan melepaskan 4,16 kJ energi ketika diledakkan. Namun demikian, energi yang terdapat dalam satu gram TNT adalah sebesar 90 TJ (kira-kira 20 miliar kali lebih banyak). Dari contoh ini dapat terlihat bahwa massa yang akan hilang karena keluarnya energi dari sistem akan jauh lebih kecil (dan bahkan tidak terukur) dari jumlah energi yang tersimpan dalam massa materi.
Penyimpangan
Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat terjadi pada sistem terbuka dengan proses yang melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan seperti reaksi nuklir. Salah satu contoh reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi pelepasan energi dalam jumlah besar pada bintang. Hubungan antara massa dan energi yang berubah dijelaskan oleh Albert Einstein dengan persamaan E = m.c2. E merupakan jumlah energi yang terlibat, m merupakan jumlah massa yang terlibat dan c merupakan konstanta kecepatan cahaya. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada sistem tertutup, karena energi tidak keluar dari sistem, massa dari sistem tidak akan berubah.
V. Prosedur Percobaan
Ø Letakkan ke tiga erlenmeyer kosong tersebut pada neraca analitik, timbang hingga ketelitian 0,001 gram.
Ø Masukkan 10 ml larutan Na2CO3 ke dalam erlenmeyer I.
Ø Tuangkan 3 ml larutan CaCl2 ke dalam erlenmeyer II.
Ø Tuangkan 3 ml larutan Na2SO4 ke dalam erlenmeyer III.
Ø Letakkan ketiga erlenmeyer tersebut pada neraca analitik, timbang hingga ketelitian 0,001 gram.
Ø Pindahkan ketiga erlenmeyer tersebut dari neraca , tuangkan hati-hati larutan CaCl2 ke dalam erlenmeyer I. Aduk hati-hati dan catat semua perubahan yang terjadi.
Ø Tutup erlenmeyer kembali dan timbang lagi ketiga erlenmeyer tersebut.
Ø Setelah dicatat massa totalnya, pindahkan kembali ketiga erlenmeyer tersebut dari neraca dan tambahkan Na2SO4 dengan hati-hati.
Ø Aduk dan catat semua reaksi yang terjadi.
Ø Tutup dan timbang massa total yang terbentuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar